Sabtu, 02 Oktober 2010

Menu Pilihan untuk Anak Sekolah Minggu.

Jam-jam makan bagi setiap orang boleh saja berbeda, juga menu, apalagi pilihan tempat. Sebagian orang ada jam makannya hanya 2 x dalam 12 jam. Sebagian lagi harus 3 - 4 x dalam 12 jam. Bagi yang lain tidak memikirkan jamnya, tetapi jika lapar, makan terussssss.

Lain juga dengan pemilihan tempat. Bagi yang lain senang makan sambil menonton tv, sambil berjalan-jalan, sambil mendengar musik dll. Bahkan memilih tempat makan di tempat terbuka.
Suasana makan kita juga menentukan akan manfaat dari apa yang kita makan.
Bagaimana pula dengan memberi makan anak sekolah minggu ???

Berkebaktian bersama-sama dengan anak-anak ada juga rasa kebenggaan tertentu, namun ada juga yang membuat kita harus ekstra ssssttt..jangan ribut nak.., ini kan kebaktian...
Dalam suatu kebaktian pada sebuah gereja, begitu banyak anak-anak yang juga duduk manis bersama dengan orang tuanya. Sementara tidak jauh dari gedung gereja, sekelompok anak sedang bernyanyi riang bersama dengan guru sekolah minggu mereka. Apa yang sedang dilakukan anak-anak ini disini?
            Anak Sekolah Minggu Bekebaktian, ditemani Orangtuanya....
            Foto: Arsit.


Ibadah yang seharusnya diikuti dengan penuh hikmat, namun boleh aja mengganggu konsentrasi. Mengapa mereka tidak berada bersama teman-temannya yang lain mengikuti ibadah sekolah minggu? Apakah memang mereka diberi pilihan untuk mengikuti ibadah sekolah minggu atau tidak? Terlepas dari pilihan, seorang anak yang orang tuanya Kristen seharusnya tidak memberikan pilihan itu kepada mereka. Anak HARUS dibawa kepada Tuhan sejak mereka dini. Ya, mereka memang berada di gereja bersama dengan orang tuanya, akan tetapi apakah makanan yang diberikan sang pengkotbah kepada mereka dapat mereka cerna dengan baik dan dapat membantu mereka dalam pertumbuhan rohaninya?

Yesus mengenalkan akan kasih Tuhan kepada anak-anak dengan
menggendong, memeluk, dan meletakkan tangan di atas kepala mereka. Dengan cara seperti itulah anak harus dibawa kepada Tuhan, bukannya dibatasi jarak antara mimbar dan tempat duduk mereka di dalam gereja. Dalam sekolah minggu, sang guru yang benar-benar memiliki hati yang penuh kasih akan melakukan hal yang sama dengan Yesus. Sembari menceritakan kisah-kisah iman dalam Alkitab, sang guru akan membelai mereka, menyentuh tanpa membeda-bedakan, menggendong mereka yang membutuhkan pertolongan, dan meletakkan tangan di atas kepala anak-anak itu.

Lalu bagaimana dengan anak-anak yang hanya selalu ada dalam gereja tiap minggunya? Duduk bersama orang tuanya dan akhirnya gelisah saat firman Tuhan disampaikan. Ketika mereka menarik perhatian orang tuanya karena merasa tidak nyaman, mereka dicap sebagai anak nakal? Bawalah anak-anak mengikuti ibadah sekolah minggu, karena disitulah gereja dapat membawa mereka mengenal Kristus, tanpa aturan mengikat yang ditetapkan oleh orang dewasa. Seperti murid-murid yang melarang anak-anak kecil itu mendekat dan mengganggu Yesus yang sedang berbicara.

Sudah waktunya gereja kita mempersiapkan Gedung Sekolah Minggu bersama dengan orangtuanya, atau mempersiapkan jam kebaktian yang bersamaan untuk Anak sekolah Minggu dan orang dewasa. Sehingga jika kebaktian Anak sekolah minggu selesai, demikian juga ibadah dewasa sudah berakhir, sehingga orangtua dan anaknya boleh bersama-sama pulang ke rumah....
___________________________________

Mari mendukung Pelayanan Anak Sekolah Minggu HKBP Pardomuan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar